06 Desember, 2007

ADA CARA AMPUH AGAR SISWA JUJUR ?


Pepatah bijak mengatakan: kebohongan adalah awal dari kejahatan. Sumber utamanya adalah lidah yang berdampak menciptakan segala sesuatu menjadi lebih baik, atau justru sebaliknya menjadi penghancur yang akibatnya sangat dahsyat. Siswa yang terus menerus berbohong kepada orangtua dan sekolah, pada akhirnya harus menerima kenyataan gagal studi ! Bukan hanya orangtua yang kecewa dan mendapat malu, sekolah pun bisa tergerus citranya sebagai pendidikan yang kurang bermutu. Bagaimana cara mengatasinya ? Efektifkah SMS Sekolah yang kini mulai marak dimanfaatkan sejumlah sekolah, terutama di Jakarta ?





Fenomena Bohong

Konon, bohong merupakan penyakit turun temurun. Boleh jadi kebohongan siswa dalam membolos, kabur, menyembunyikan nilai jelek ulangan, hingga menilep uang sekolah akan dianggap lumrah: “Siapa sih, diantara kita yang tidak melakukan kenakalan tersebut ketika dulu bersekolah ?”.

Yang menjadi persoalan adalah kebohongan masa kini, tidak hanya semakin kreatif dan nekat, namun menjurus pada perilaku yang melanggar batas norma moral dan hukum. Disiplin maupun setidaknya jujur kepada diri sendiri, menjadi barang langka, sehingga membawa siswa pada perbuatan tercela: terlibat narkoba, kekerasan sesama siswa, seks bebas dan video porno. Kondisi ini jika diremehkan akan menjadi “vicious circle” yang kian waktu akan menjadi beban bangsa dalam melahirkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

Jika aib sudah menimpa siswa, penyesalan orangtua dan nama baik sekolah tak dapat lagi menolong siswa dari jerat hukum dan kegagalan studi.
Namun, adilkah kita menimpakan “dosa” hanya kepada siswa, jika upaya maksimal pencegahan terlupakan oleh orangtua dan sekolah ?

Terlupakan

Bekerjasama bukan sama-sama bekerja, kalimat ini mungkin sudah kita dengar ratusan kali. Namun, karena alas an kesibukan orangtua yang suami-isteri bekerja atau aktif berorganisasi, maka ketersediaan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa maupun pihak sekolah menjadi sangat minim.

Pihak sekolah pun berkilah, tidak mudah dan tidak murah jika setiap hari harus menghubungi telepon seluler orangtua siswa karena belum tentu bisa dihubungi di rumah.
Padahal cara konvensional melalui surat edaran dimaklumi kurang efektif, karena banyak yang tidak sampai ketangan orangtua, jika siswa merasa terancam perihal isi surat edaran tersebut.

Terlupakan, bahwa orangtua tidak dapat menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab putera-puterinya kepada sekolah, sekalipun sudah membayar mahal untuk semua fasilitas yang serba canggih.
Terlupakan, bahwa orangtua sesungguhnya juga ingin mendapat segala informasi tentang perilaku dan prestasi akademik putera-puteri mereka.
Namun, adakah sarana yang mendukung kedua-belah pihak: orangtua dan sekolah agar dapat menjalin komunikasi yang interaktif ?

Info Penting

Harapan setiap orangtua, putera-puteri mereka menjadi lebih pandai dan mempunyai kehidupan masa depan yang lebih baik dibandingkan orangtuanya. Karena itulah, orangtua tentunya akan memberikan respons yang positif terhadap semua informasi yang menyangkut perkembangan dan kemajuan pendidikan putera-puterinya.

Menjelang pertengahan tahun 2007, sejumlah sekolah di Jakarta mulai memanfaatkan fasilitas layanan informasi sekolah melalui SMS atau popular disebut: SMS Sekolah.
Informasi yang diberikan memang baru satu arah (push) dari sekolah ke orangtua, mengenai: absensi, nilai harian maupun ulangan umum, info individual dan info umum.

Penyelenggara layanan tersebut antara lain: i-Skola (www.iskola.jatismobile.com) dan Flexiskul (www.flexiskul.com) yang dapat diakses oleh sekolah untuk pengiriman pesan SMS melalui internet., dengan rentang biaya mulai dari Rp. 300,- hingga Rp. 1.000,- per SMS. Beberapa sekolah yang telah memanfaatkan fasilitas tersebut, misalnya: SMA Lazuardi Islamic Boarding School di kawasan Depok, SMPN 68 Cipete-Jakarta, SMAN 70 Kebayoran-Jakarta, SMP Muhammadiyah 35 Jakarta, SMUN 1 Ciputat-Jakarta, SMA PGRI 3 Jakarta, dan Sekolah Bola SSI-Arsenal, Jakarta.

Mari Berbagi

Dari tinjauan di lapangan, SMS Sekolah marak digunakan sekitar bulan Agustus 2007, sehingga teramat dini untuk mengkaji perubahan perilaku siswa dan dampak positifnya bagi prestasi akademik.

Kendati pun demikian, tentunya Kepala Sekolah dan Orangtua dapat berbagi pengalaman kepada kita semua dalam trial program SMS Sekolah. Sekaligus sebagai upaya mewujudkan insan Indonesia yang “berbuah” bagi bangsa dan lingkungan di mana ia berada.

Untuk itulah forum ini berada !

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Koreksi alamat website kami bukan www.iskola.jatismobile.com yang benar adalah: http://iskola.jatismobile.com

Terima kasih

Salam Sejahtera
Alfeus Stephen

Anonim mengatakan...

GODAAN MEMANG LEBIH BANYAK !

Menjadi siswa saaat ini memang berat. Banyak tekanan tapi sedikit panutan. Mulai dari beban pelajaran dan lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan, kesewenangan senioritas, gaya hidup anak orang kaya, kafe, mal, tv,narkoba, internet, pergaulan bebas, orangtua sibuk, kriminalitas .. Semua itu bisa menggoda siswa mengambil jalan pintas untuk keinginan sesaat dan sesat.
Saya setuju, cara berkomunikasi dan budaya interaksi kita perlu dirajut ulang selaras dengan corak Indonesia yang ramah dan bergotong-royong. Mari, bersikap terpuji mulai dari di rumah, di sekolah dan di lingkungan mereka yang merasa disebut dewasa.
Mungkinkah SMS sekolah bisa menjembatani harapan ini ?

Anonim mengatakan...

Bimbing mereka dengan hati...bukan dengan materi

Melibatkan diri secara optimal dalam proses sukses belajar anak adalah sebuah keharusan,namanya si Buah hati tapi banyak diantara kita membesarkan mereka hanya dengan materi...tanpa hati...itu kesalahan besar, jadi jangan heran kalo anak kita sekarang berprilaku brutal.
Saya setuju dengan fasilitas komunikasi yang belakangan marak digunakan oleh sekolah-sekolah, memang sih sudah banyak sekolah yang melengkapi diri dengan website, tapi media sms ini lebih pas, karena nomor handphone sudah sangat identik dengan personal address, lebih melekat ke penggunanya, jadi untuk hal-hal yang bersifat urgent dan instan, seperti absen, nilai ulangan harian, dan berita penting lainnya akan bisa segera diketahui, sehingga kita bisa segera mengambil tindakan preventif, semoga ini mampu jadi terobosan dalam sukses belajar mengajar.

Anonim mengatakan...

Saya pernah menjadi seorang pelajar dari SMPN & SMAN terkenal disalah satu sekolah di jakarta selatan. Adanya forum ini membuat saya ingin sedikit berbagi dengan semua pembaca. Sejujurnya, saat pertama kali saya membaca forum ini membuat saya teringat akan kenakalan2 yg saya perbuat waktu duduk dibangku sekolah.
Pada awalnya (SD) saya adalah seorang yg bisa dikatakan sangat manis prilakunya. Titik awal saya mulai nakal adalah saat saya duduk dibangku SMP. Saya memulai hari2 pertama sekolah di SMP saya dengan dipaksa untuk merokok, memalak anak sekolah lain, ikut tawuran dengan senior, dll. Sebagai anak baru, tentunya sangat sulit untuk menolak ajakan dari para senior tsb. Pada awalnya saya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan tsb. Tetapi (mungkin) karena setiap hari yang saya hadapi keadaan seperti itu, membuat saya makin hari semakin terbiasa. Akhirnya kebiasaan2 tsb semakin merajalela. Saya mulai mencoba minum2an keras, cabut sekolah & melakukan kekerasan thd junior, yg menurut saya menjadi sebuah kebanggan & kehebatan tersendiri. Efek itu sudah mulai dirasakan oleh sekolah & orang tua saya. Banyak teguran2 bahkan hukuman2 yg saya dapati dari sekolah maupun orang tua. Tapi apa akibatnya? Semua itu hanya saya anggap sebagai angin lalu, bahkan membuat saya semakin menjadi-jadi.
Naik ke SMA membuat bakat2 yg sudah berkembang saat SMP semakin OK! Saya bisa seenaknya aja masuk sekolah. Kalau lagi mau masuk, ya masuk. Kalau lagi males masuk, buat surat sakit palsu aja. Toh sekolah tidak pernah mengecek apakah surat itu benar dari orang tua saya atau tidak. Pokoknya orang tua hanya tau saat penerimaan raport kalau absen saya banyak, tapi orang tua ga tau saya kemana. Hebat kan? hehehe�. Uang jajan jalan terus, ngakunya ada les ini les itu, ada eskul ini ada eskul itu, padahal BOHONG! Mulai mengenal NARKOBA� itu yg sangat menyakitkan orang tua saya!!! Prestasi saya hancur, tdk naik kelas dan banyak lainnya yg membuat saya gagal total. Karena saya tdk naik kelas, berarti ada biaya tambahan yg harus dikeluarkan oleh orang tua saya & WAKTU. Mungkin dari segi biaya orang tua saya masih mampu, tapi kalau dari segi waktu apakah orang tua saya bisa menambah/membelinya?
Oleh sebab itu, dari apa yg pernah saya alami ini, saya berharap dari sisi orang tua bisa menilai kebijakan2 apa saja yg dapat dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Bukan hanya bisa memberi dalam bentuk materi saja, tetapi perhatian yg lebih & kasih sayang yg tulus kepada anak.
Adanya sistem SMS sekolah mungkin bisa membantu kita sebagai orang tua yg sibuk bekerja, dapat memperhatikan anak. SMS itu tidak menggangu kita dalam beraktifitas kan? Toh bisa dibaca sekarang ataupun nanti. Kita bisa memantau perkembangan dari anak2 kita secara canggih. Andai dulu sudah ada sistem ini, mungkin saya tidak akan nakal. Setidaknya sudah ada tindakan preventif dari sekolah maupun orang tua

Anonim mengatakan...

Saya tertarik dengan komentar dari dee... Pengalaman yg dialami beiau menurut saya mungkin menjadi sebuah cerminan/gambaran dari kenakalan2 remaja dahulu bahkan sampai saat ini.
Salah satu poin yg dapat saya garis bawahi yaitu, peran aktif dari orang tua sangatlah membantu anak untuk meminimalis kenakalan remaja.
Kekerasan2 yg sering terjadi di sekolah akhir2 ini adalah dampak dari kurangnya perhatian dari orang tua. Mungkin terlihat klise, tapi itulah kenyataan yg ada. Terkadang mental & kelakuan dari anak juga terbentuk dari lingkungan terdekatnya sendiri, seperti keluarga (ayah, ibu, kakak, adik, dll). Contoh, saat orang tua bertengkar terkadang tanpa sadar mereka sering mengeluarkan kata2 kotor, saling menghina bahka mungkin saling pukul. Kalau dalam keluarga keadaannya sudah seperti itu, tanpa sadar si anak akan mencontoh apa yg dia lihat tiap kalinya.
Oleh sebab itu, saya agak kurang sependapat kalau selama ini hanya sekolah saja yg menjadi sasaran tempat bullying (maaf kalau nulisnya salah)...
Mungkin dengan semakin hebatnya tehknologi saat ini, bisa digunakan sebagai fasilisator komunikasi yg baik antara sekolah, siswa & orang tua. Saya setuju sekali adanya sistem SMS sekolah ini, yg setidaknya memudahkan komunikasi antara sekolah & orang tua. Seperti yg bisa saya kutip dari pernyataan dee yaitu : kerugian WAKTU jauh lebih besar dibandingkan kerugian secara MATERI.