21 Desember, 2007

PENTINGKAH NOMOR PONSEL ORANGTUA ?



Setiap kali kita membuka rekening baru atau menjadi nasabah suatu bank, maka di dalam persyaratan tidak hanya harus dicantumkan nomor telepon rumah, juga harus diisi nomor telepon seluler (ponsel).

Dalam perkembangannya, telepon seluler memang nyaris menjadi personal identification bagi masyarakat Indonesia, mengingat harga ponsel sudah semakin terjangkau (ponsel baru hanya sekitar 200 ribu rupiah, apalagi yang bekas bisa lebih murah). Tidak heran, jika kita menjumpai tukang sayur dan penjual mie ayam sedang asyik berponsel ria.

Namun pada kenyataannya, hampir semua sekolah tidak mempunyai data nomor ponsel orangtua siswa. Penting kah nomor ponsel orangtua ?


Akses

Menghubungi orangtua siswa melalui telepon rumah (fixed phone), tidak selalu berhasil berbicara langsung - terutama dengan Ibu karena yang bersangkutan sedang berpergian. Repotnya lagi, jika orangtua siswa yang keduanya bekerja, namun pihak sekolah harus segera memberitahukan informasi penting.

Tentu saja, akan membebani sekolah jika sering frekuensi menghubungi ponsel orangtua. Bisa dipastikan anggaran biaya telepon membengkak. Cara yang paling ekonomis dan segera diterima infomasi dari sekolah oleh orangtua adalah melalui SMS. Baik melalui ponsel milik pribadi guru maupun dengan memanfaatkan sistem SMS Sekolah.

Namun untuk mendapatkan akses ke ponsel orangtua tidaklah mudah seperti yang diduga. Faktor kesulitan memperoleh data akses tersebut, antara lain:

  • - Surat edaran tidak diberikan oleh siswa kepada orangtua.
  • - Siswa akan menulis nomor ponsel miliknya sendiri atau temannya, jika diminta mengisi formulir.
  • - Orangtua ragu dan takut merasa terganggu ataupun dibebani biaya berlebihan


Sosialisasi

Penjelasan secara rinci dari pihak sekolah akan maksud dan tujuan mengumpulkan data ponsel orangtua, sangatlah menentukan tingkat pengertian dan kepercayaan mereka. Dan upaya untuk mensosialisasikan hal ini secara tepat dan efektif adalah pada saat acara pertemuan dengan orangtua, misal: pendaftaran siswa baru, pengambilan rapor dan pertemuan lainnya.
Bisa dipahami pula, jika terdapat orangtua siswa yang memang tidak memiliki ponsel (sekitar 8 - 15 persen). Tetapi bukan berarti menunda pengumpulan data nomor ponsel orangtua siswa. Terbukti, menyampaikan pesan langsug ke orangtua melalui ponsel mereka lebih efektif.

Tidak ada komentar: